SURABAYA beritapatroli9.my.id
Tepat pada Minggu siang, 25 Mei 2025, denyut jantung Kota Surabaya berdetak lebih kencang dari biasanya. Ribuan pasang mata tumpah ruah di sepanjang ruas Jalan Pahlawan hingga Balai Pemuda, menyambut kemegahan Parade Surabaya Vaganza 2025, yang menjadi puncak kemeriahan perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732. Parade tahun ini mengusung tema “The Magical of Folktales”, menyajikan interpretasi kreatif terhadap dongeng-dongeng legendaris dari dalam dan luar negeri yang dikemas dalam harmoni seni, budaya, dan teknologi visual.
Sebanyak 43 tim partisipan, yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, komunitas seni, perangkat daerah, perusahaan, hingga masyarakat umum, berlomba menampilkan karya terbaik dalam bentuk mobil hias dan atraksi jalanan. Tiap kendaraan dihias menyerupai dunia imajinatif dari kisah seperti Si Kancil Mencuri Timun, Keong Mas, Jaka Tarub, Pinokio, hingga Cinderella. Tak sekadar ornamen, tiap mobil membawa serta narasi, kostum teatrikal, gerak tari, dan musik tematik yang memperkuat pesan budaya dan hiburan sekaligus mendidik.
Rute parade tahun ini mengalami perubahan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Start dimulai dari Jalan Pahlawan (kecil), bergerak menyusuri ikoniknya Jalan Tunjungan. yang kini telah disulap menjadi ruang publik ramah pejalan kaki, melewati Gedung Siola yang menjadi saksi sejarah Surabaya, dan berakhir di pelataran Balai Pemuda. Rute ini dirancang bukan hanya untuk kemudahan teknis, tetapi juga demi menghadirkan pengalaman visual yang lebih imersif di tengah lanskap kota yang historis.
Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Sejak pukul 11.00 WIB, warga mulai memadati pinggir jalan, rela berdiri atau duduk beralaskan koran demi menyaksikan atraksi yang hanya berlangsung setahun sekali ini. Banyak di antaranya datang bersama keluarga, mengenakan pakaian bertema, dan tak sedikit pula yang membawa anak-anak kecil yang tampak larut dalam keajaiban parade.
Pemerintah Kota Surabaya, melalui koordinasi lintas sektor, telah menyiapkan skema pengamanan dan pengaturan lalu lintas yang matang. Sekitar 300 personil gabungan dari Dinas Perhubungan dan Satlantas Polrestabes Surabaya disebar di sejumlah titik krusial untuk mengatur arus kendaraan dan menjaga ketertiban massa. Tak hanya itu, titik - titik parkir alternatif disediakan di kawasan strategis seperti Gedung Siola, Jalan Embong Malang, Ketabang Kali, Pasar Besar Wetan, dan Taman Apsari, guna mengurai potensi kemacetan.
Cuaca menjadi tantangan tersendiri. Meskipun pagi hingga siang terpantau cerah dengan suhu berkisar 29°C, awan kelabu sempat menggantung menjelang sore hari, memunculkan kekhawatiran akan hujan deras atau badai petir yang sempat diprediksi oleh BMKG. Namun, semesta tampaknya berpihak pada Surabaya hari ini. Parade berlangsung tanpa hambatan cuaca, dan semangat warga tetap membara hingga akhir acara.
Wali Kota Surabaya, dalam sambutan pembukaannya, menekankan bahwa Surabaya Vaganza bukan sekadar perayaan, tetapi panggung ekspresi kultural dan wahana pendidikan publik yang mendekatkan generasi muda pada khazanah cerita rakyat dan kekayaan seni pertunjukan. “Kita ingin mengingatkan bahwa kota ini dibangun bukan hanya dengan beton, tetapi juga dengan mimpi, cerita, dan semangat gotong royong. Parade ini adalah bukti nyata bahwa Surabaya adalah rumah bagi imajinasi yang hidup,” ujarnya.
Dengan keberhasilan pelaksanaan tahun ini, Surabaya Vaganza kembali menegaskan posisinya sebagai agenda tahunan unggulan yang tak hanya menghibur, tetapi juga memperkuat identitas budaya, memajukan pariwisata, dan membangun koneksi emosional antara kota dan warganya.
Surabaya, sekali lagi, menunjukkan bahwa ia bukan sekadar kota besar, tapi sebuah ruang hidup yang penuh warna, sejarah, dan harapan.
(EKO)